Kegiatan Program P2P ( HIV-AIDS)

By admin_Puskesmas 09 Mei 2024, 23:42:32 WIB Berita Puskesmas
Kegiatan Program P2P ( HIV-AIDS)

I. LATAR BELAKANG

Human Immunodeficiency Virus, Acquired Immunodeficiency syndrome dan Infeksi Menular Seksual masih menjadi masalah kesehatan yang berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat menimbulkan berbagai masalah sosial ekonomi, sehingga diperlukan upaya penanggulangan. Agar terlaksana upaya penanggulangan tersebut diperlukan dukungan lintas sektor dan masyarakat untuk mencapai eliminasi HIV, AIDS dan IMS.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan AIDS.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala dan tanda infeksi yang berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan tubuh yang didapat karena infeksi HIV, yang akan mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan berakibat yang bersangkutan kehilangan daya tahan tubuh sehingga mudah terinfeksi dan meninggal karena berbagai penyakit/Ainfeksi, kanker dan lain lain.
Sampai saat ini belum ada ditemukan vaksin pencegahan atau obat untuk menyembuhkannya. Jangka waktu antara terkena infeksi dan munculnya gejala penyakit pada orang dewasa memakan waktu 5 – 10 tahun. Selama kurun waktu tersebut walaupun masih tampak sehat, secara sadar maupun tidak, penginap HIV dapat menularkan virusnya pada orang lain.
IMS (Infeksi Menular Seksual) adalah infeksi ynag ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi Menular Seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan bergonta ganti pasangan, baik melalui vagina, oral maupun anal.
 
Infeksi HIV dan IMS masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia dan Indonesia, dan meluas hingga masalah sosial, ekonomi dan budaya. Orang yang terinfeksi HIV (ODHIV) sampai saat ini masih mengalami stigma, baik di keluarga, petugas kesehatan dan masyarakat umum. Stigma terjadi karena kurangnya pengetahun dan adanya pemahaman yang keliru terhadap HIV dan AIDS.
Penyakit IMS menyebabkan masalah kesehatan seksual dan reproduksi, antara lain kematian janin dan bayi baru lahir (neonatal) akibat sifilis kongenital, infertilitas akibat infeksi klamidia (klamidiosis) dan gonore yang tidak diobati, serta pengobatan berkembangnya gonore resisten obat antibiotika. Disamping itu IMS juga menjadi beban anggaran nasional dan rumah tangga.
Penanggulangan HIV, AIDS dan IMS memiliki manfaat kesehatan masyarakat yang luas dan berkontribusi pada kemajuan pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030, terkait dengan mengakhiri kematian yang dapat dicegah dari anak berusia dibawah 5 tahun, memerangi penyakit menular termasuk HIV, AIDS, IMS dan menyediakan akses universal untuk perawatan kesehatan reproduksi.
Pemerintah berkomitmen untuk mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030, termasuk penularan HIV dari ibu ke anak dan eliminasi sifilis kongenital. Komitmen tersebut ditandai dengan dikeluarkannya beberapa kebijakan dan peningkatan pendanaan.
Dalam Upaya mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030 dan eliminasi IMS, beberapa tantangan yang masih dihadapi antara lain:
1.      Cakupan penemuan kasus HIV belum mencapai target.
2.      Akses dan cakupan ODHIV pada pengobatan ARV (Antiretroviral) dan berkelanjutan pengobatan perlu ditingkatkan.
3.      Akses ODHIV pada pemeriksaan Viral Load perlu ditingkatkan/diperluas.
4.      Akses ODHIV pada terapi pencegahan TBC dan infeksi opurtunistik perlu ditingkatkan.
5.      Cakupan pencegahan HIV dan Sifilis dari ibu kea nak perlu ditingkatkan, khususnya akses deteksi dini HIV dan sifilis, pengobatan ARV bagi ODHIV hamil dan pencegahan bagi anaknya.
6.      Kurangnya penyediaan informasi dan penerapan strategi komunikasi dan edukasi untuk perubahan perilaku pada populasi kunci dan didukung dengan penyediaan akses Masyarakat pada deteksi dini/skrining IMS dan HIV, dan
7.      Stigma dan diskriminasi yang masih dialami ODHIV.
Pemerintah melakukan upaya percepatan penanggulangan HIV, AIDS dan IMS, mulai dari (1) peningkatan akses dan penambahan jumlah layanan pencegahan, tes dan pengobatan HIV dan IMS, termasuk pemenuhan kebutuhan logistic obat dan non obat, (2) eliminasi penularan infeksi HIV, sifilis dan bersamaan dengan hepatistis B dari ibu ke anak (tripel eliminasi), (3) pengembangan kapasitas laboratorium kesehatan untuk pemeriksaan HIV, AIDS dan IMS, serta (4) perbaikan dan inovasi termasuk penggunaan teknologi dalam penyediaan data dan informasi serta pemantauan pelaksanaan kegiatan penanggulangan.
Puskesmas Stabat sebagai salah satu puskesmas yang ada di Kabupataen Langkat, ikut serta dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan IMS tersebut

III.          TUJUAN
1.    Tujuan umum
Melakukan pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan IMS di wilayah kerja Puskesmas
Stabat.
 
2.    Tujuan khusus
a.     Menemukan dini kasus HIV/AIDS dan IMS
b.    Melakukan pencegahan penularan HIV/AIDS dan IMS.
c.    Meningkatkan pengetahuan Masyarakat, populasi kunci, populasi khusus dan populasi rentan         tentang HIV/AIDS dan IMS.
 
IV.          KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1.      Promosi Kesehatan
2.      Skrening test
3.      PemeriksaanLaboratorium
4.      Tindak lanjut hasil test.
5.      Pencatatan dan pelaporan
 
 
V.             CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1.       Melakukan KIE tentang HIV AIDS dan IMS secara tatap muka, memanfaatkan media cetak (seperti brosur, banner) dan media elektronik (media sosial).
2.      Melakukan skrening untuk test HIV dan IMS di pelayanan KIA-KB-KESPRO (ibu hamil, catin), pelayanan pasien TB dan pasien beresiko lainnya.
3.       Dilakukan test HIV dan IMS oleh petugas dengan menggunakan Rapid Test yang tersedia.
 
4.      Melakukan tindak lanjut dari hasil test seperti konseling, pengobatan, merujuk ke layanan PDP (Perawatan Dukungan dan Pengobatan) dan pemantauan minum obat ARV.
5.      Melakukan pencatatan dan pelaporan, semua data di entri ke dalam aplikasi SIHA
 
 
VI.          SASARAN
1.      Masyarakat di wilayah Wilayah Kerja Puskesmas Stabat
2.      Ibu hamil (semua ibu hamil diskrening HIV)
3.      Pasien TBC /diduga TBC (semua pasien TB di skrening HIV)
4.      Catin (Calon Pengantin)
5.      Pasien/kelompok resiko lainnya

VII.       JADWAL KEGIATAN
 

 

No

Baca Lainnya :

 

Kegiatan

Tahun 2023

 

Jan

 

Feb

 

Mar

 

Apr

 

Mei

 

Jun

 

Jul

 

Ags

 

Sep

 

Okt

 

Nov

 

Des

 

1

KIE tentang HIV/AIDS dan IMS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Skrening test HIV dan IMS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Test dengan menggunakann Rapid Test

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

Tindak lanjut hasil test

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

Pencatatan dan Pelaporan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 VIII.     EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanan kegiatan dan pelaporan dilakukan oleh penanggung jawab program dan diteruskan ke bagian SP2TP serta PJ.UKM untuk dilakukan pelaporan berikutnya.


 IX.     PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan, datanya di entri ke aplikasi SIHA (Sistem Informasi HIV/AIDS) yang dapat dipantau dan di evaluasi langsung oleh petugas kesehatan di Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Propinsi serta Kemenkes RI.

 
 
 
Ditetapkan di         : Stabat
Pada Tanggal           :    Januari 2023 KEPALA UPT PUSKESMAS STABAT
 
 
 
dr. Sri Willem S. Meliala NIP: 19720919 200801 2 001





Video Terbaru

View All Video