Pembinaan Usia Anak sekolah
Anak usia
sekolah merupakan sasaran intervensi kesehatan yang sangat strategis karena
jumlahnya besar. Intervensi kesehatan pada sasaran anak usia sekolah dan remaja
dapat dijangkau melalui sekolah. Kesehatan anak usia sekolah akan menentukan
kualitas hidup mereka nanti pada usia produktif dan harapannya anak menjadi bonus
demografi bagi Indonesia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2018 dan Global School-based Student Health Survey (GSHS) Tahun 2015,
situasi kesehatan anak usia sekolah masih belum sesuai yang diharapkan.
Secara umum anak
usia sekolah (7-18 tahun) merupakan kelompok usia yang paling sehat
dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Namun perilaku mereka dapat
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada saat ini atau di kemudian hari.
Beberapa masalah kesehatan pada kelompok ini ialah angka cacingan pada anak SD
mencapai 28%. Selain itu, risiko penyakit tidak menular karena obesitas pada
anak usia 5-12 tahun mencapai 8,1%. Anak usia SD sudah mulai merokok yang
ditunjukan dengan angka 9,1% pada anak usia 10-18 tahun.
Baca Lainnya :
Sementara itu, sebanyak
25,7% remaja berusia 13-15 tahun dan 8,1% remaja berusia 16-18 tahun mengalami
stunting. Terkait kesehatan reproduksi, 5,3% remaja pernah melakukan hubungan
seks pranikah dan hanya 36% remaja pernah diajarkan cara menolak ajakan
hubungan seksual. Isu lainnya adalah angka penyalah gunaan NAPZA pada usia anak
dan remaja, yaitu 22% remaja pernah merokok yang 6,4% di antaranya merokok
(GSHS 2015, Riskesdas 2018).
Memperhatikan
masalah kesehatan pada anak usia sekolah dan remaja, penting dipastikan bahwa
setiap anak mendapatkan informasi dan edukasi serta upaya pelayanan kesehatan
sebagai upaya promotif preventif, diawali dengan pembiasaan pola hidup sehat
sedini mungkin. Keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar dan pendidikan kesehatan melalui anak sekolah sangat efektif
untuk merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat karena anak usia sekolah
sangat peka untuk mulai menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat.
Beberapa isu
kesehatan yang sering terjadi pada kelompok anak usia sekolah dan menjadi
prioritas dalam penanggulangannya yaitu masalah gizi, penyakit tidak menular,
kesehatan reproduksi, HIV, Napza, kesehatan mental/ Jiwa, sanitasi, kekerasan
dan cedera (Permenko PMK No 1 /2018 tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan
Anak Usia Sekolah dan Remaja).
Terdapat 5
strategi yang disepakati bersama untuk menjawab berbagai permasalahan anak usia
sekolah dan remaja yaitu peningkatan keterampilan hidup sehat, penguatan akses
dan kualitas layanan kesehatan yang komprehensif, penguatan kelembagaan dan
kemitraan, pengadaan dan penguatan informasi strategis serta pelibatan anak
usia sekolah dan remaja yang bermakna. Kelima strategi ini mengacu pada
berbagai kebijakan, sumber daya, program dan layanan yang sudah ada di
Indonesia, salah satunya adalah Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M).
Untuk
meningkatkan derajat kesehatan anak usia sekolah, UPT Puskesmas Stabat telah
berkoordinasi dengan pihak sekolah yang ada dalam wilayah kerja puskesmas
stabat dalam upaya pemberian informasi kesehatan. Kegiatan ini dilakukan dengan
kerjasama lintas program.